Ali Wartadinata: Menyongsong Masa Depan Muhammadiyah dengan Keseriusan dan Kesabaran
Sumber: Ketua PDM Kota Depok, H. Ali Wartadinata membuka memberi pengantar acara Raker PCM Depok Barat. Foto milik Abdul Mutaqin
Al-Huda.id. – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Depok membuka Rapat Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok Barat hari ini, Sabtu 22 Rajab 1445 H/03 Februari 2024 M. Menurut Ali Wardinata, Raker Pimpinan Cabang Depok Barat ini merupakan raker ke-3 di Muhammadiyah tingkat Cabang di Kota Depok.
Pada amanat yang disampaikan, Ketua PDM menyoroti fenomena umumnya rapat-rapat di Muhammadiyah yang terkesan sekadar ritual formal. Musyawarah-musyawarah sering menempatkan pembahasan program kerja sebagai acara sambilan, sementara fokus utama musyawirin lebih tertuju pada pemilihan pimpinan.
Dalam perspektif sejarah Muhammadiyah, Ali Wartadinata membuka memori musyawarah-musyawarah para pimpinan Muhammadiyah di masa lalu. Mereka para pimpinan kerap melakukan “ijtihad” untuk menghasilkan kebijakan dan program kerja yang konkret. Sebagai sebuah “ijtihad”, mereka sangat serius dan sungguh-sungguh untuk menghasilkan rumusan program yang konkret, terukur, realistis, dan menjawab kebutuhan umat dan persyarikatan.
Dengan mengurai sejarah musyawarah pimpinan Muhammadiyah di masa yang lalu, Ali Wartadinata memberikan poin-poin penting sebelum membuka secara resmi Raker. Ali mengingatkan Pimpinan Muhammadiyah Depok Barat empat modal utama ber-Muhammadiyah sebagaimana nilai-nilai yang dipegang teguh para pimpinan persyarikatan ini. Pertama adalah kerelawanan. Setiap anggota pimpinan harus siap merelakan diri dalam persyarikatan dengan niat lillahi ta'ala.
Kedua, kedermawanan. Di samping kerelawanan, kedermawanan menjadi kekuatan berjuang di Muhammadiyah. “Anggota persyarikatan perlu terus diingatkan untuk menjawab perintah berinfak dalam keadaan senang maupun susah, sesuai dengan kemampuan masing-masing,” imbuh Ali Wartadinata.
Ketiga, kesungguhan dalam melaksanakan peran-peran di persyarikatan dan di masyarakat. Kesungguhan ini mencakup pengelolaan keuangan yang lebih modern dan proaktif, dengan menggalakkan amal-usaha di setiap tingkat AUM (Amal Usaha Muhammadiyah). PCM Depok Barat harus punya kantor Layanan Lazismu yang menghimpun dana-dana zakat warga persyarikatan.
Sudah saatnya pengelolaan dan penggalian keuangan di Muhammadiyah Depok Barat yang terkesan masih tradisional bertransformasi kepada cara-cara yang modern. “Kekuatan keuangan persyarikatan sangat penting untuk membangun amal-amal usaha ekonomi produktif. Apabila sumber keuangan persyarikatan mapan, maka program penguatan AUM pada kemandirian lebih mudah dilaksanakan,” tegas Ali Wartadinata.
Dalam Muhammadiyah, sentralisasi kebijakan itu penting, namun desentralisasi pengelolaan kebijakan juga tidak kalah penting. Maka, Pimpinan Ranting punya kewenangan besar untuk mengontrol efisiensi pemanfaatan anggaran untuk menjamin kebermanfaatan dana persyarikatan yang digunakan.
Keempat adalah kesabaran, terutama dalam menghadapi tantangan seperti rendahnya partisipasi dalam beberapa kegiatan persyarikatan, baik pengajian-pengajian, rapat-rapat, atau pembinaan-pembinaan jamaah. Kesabaran harus terus dibangun untuk mengundang partisipasi lebih banyak Anggota Pimpinan maupun anggota Persyarikatan.
Konsolidasi menjadi poin yang ditekankan Ali Wartadinata. Konsolidasi ideologi, pembinaan keluarga, dan pembinaan kebangsaan juga menjadi fokus dalam membangun Muhammadiyah Depok Barat yang kokoh dan berdaya saing. Ideologi Muhammadiyah sebagai gerakan harus terus bergerak. “Jangan sampai Muhammadiyah menjadi ‘Muhammadiem’. Di awal semangat, di tengah mandek, di akhir baru muncul lagi karena mau Musran dan Muscab,” kata Ali Wartadinata.
Peningkatan kualitas pimpinan melalui workshop-workshop dan pembinaan menjadi catatan tersendiri Ketua PDM. Muhammadiyah memiliki institusi Baitul Arqam sebagai salah satu sarana peningkatan kompetensi Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Amal Usaha. Baitul Arqam juga bisa menjadi sarana kolaborasi antara Cabang-cabang dan Ranting-ranting yang dapat menguatkan jaringan Muhammadiyah di tingkat lokal.
Secara spesifik, Ketua PDM menganjurkan agar PCM Depok Barat menetapkan prioritas program dan target sasaran. “Jadikan saja Gedung Dakwah sebagai prioritas Depok Barat. Pasang target secara gradual, tahun pertama, kedua, ketiga, sampai pada Muscab berikutnya, gedung Dakwah sudah berdiri,“ ujar Ali Wartadinata.
Amanat Ketua PDM ditutup dengan harapan agar PCM Depok Barat dapat menghadirkan Muhammadiyah yang lebih baik. Ali Wartadinata percaya, dengan target yang jelas, keseriusan, dan kolaborasi yang baik, Muhammadiyah Depok Barat akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif untuk masyarakat. (AM)