Mantan Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Ranting Pulo Wafat

Hikmah:  Meneguhkan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad SAW
Berita

Sumber: Madyasin, nomor 2 dari kanan. Foto kenangan terakhir dengan para perintis pada pembukaan Musyran, Ahad 25 Safar 1445 H, bertepatan dengan 10 September 2023 M.

Al-Huda.id. Hari ini, Senin 1 Ramadhan 1445 H, bertepatan dengan 11 Maret 2024 M, kembali kader Muhammadiyah periode awal berpulang, Innalillahi wa inna ilayhi raji'un. Madyasin bin Leos menyusul teman satu generasi, Syamain yang wafat lebih dahulu pada Rabu 10/1/2024 yang lalu. Muhammadiyah Ranting Pulo kehilangan dua kader perintisnya dalam tiga bulan terakhir.

Setelah ditinggal H. Mugenih dan Syamain, dan hari ini Madyasin, Muhammadiyah Ranting Pulo sudah kehilangan tiga generasi awal dalam setahun terakhir. Sekarang, kader Muhammadiyah tua yang tersisa hanya H. Sabenih, M. Ma’ruf, dan Mawardi.

Di saat Muhammadiyah Ranting Pulo hampir-hampir kesulitan mendapat kader pengganti persyarikatan, Madyasin berpulang meninggalkan catatan peran sebagai salah satu penggali dan pengangkut pasir Ciliwung ketika masjid Al Huda mulai dibangun pada 1960-an. Menurut kesaksian M. Ma’ruf, Madyasin terhitung orang yang hampir tidak ketinggalan barisan di belakang para tetua yang mengangkut pasir.  

Madyasin lahir pada 1949, pada tahun di mana langgar Pak Tua Kiran diresmikan menjadi masjid. Beliau termasuk anak-anak yang mengalami masa-masa pahit pada periode awal berdiri Muhammadiyah di Pulo.

Dari delapan bersaudara putra putri Pak Leos; Armanih, Rameleh, Raminjeh, Ramanih, Bunyani, Raminah, dan Matsarif, Madyasin yang paling aktif di Muhammadiyah sejak muda remaja. Dalam buku “30 Tahun Muhammadiyah Cabang Depok (1952-1982) Asal-usul, Tantangan, dan Pengembangan” tulisan H. Nawawi Napih, nama Madyasin tercatat sebagai sekretaris II Pemuda Muhammadiyah Ranting Pulo Periode 1966-1969.

Pak Leos sendiri termasuk orang tua barisan generasi penggali pasir. Ia ikut turun ke sungai Ciliwung bersama dengan generasi tua yang lain saat langgar Pak Tua Kiran dibangun menjadi masjid, cikal bakal Masjid Jami Al-Barkah sekarang. Maka, Pak Leos dan putranya Madyasin telah mencatatkan namanya dalam list perjuangan perintis Muhammadiyah Ranting Pulo.

Madyasin wafat di hari baik dan bulan baik, 1 Ramadhan 1445 H. Semoga Allah berkenan menerima amal salih beliau dan para pendahulu yang telah berjuang menegakkan Muhammadiyah di kampung Pulo. Semoga generasi di belakangnya hari ini bisa menyambung kembali api semangat perjuangan para orang tua mereka. (AM)