Muhammadiyah Pulo Menggelar Musyran ke-15
Al-Huda.id. Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah Pulo menggelar Musyawarah Ranting (Musyran), Ahad 25 Safar 1445 H, bertepatan dengan 10 September 2023 M. Musyran yang dilangsungkan di Gedung Serba Guna Masjid Al-Huda Ranting Muhammadiyah Pulo merupakan Musyran ke-15 sejak ranting ini resmi berdiri pada 1962. Tema yang diusung pada Musyran kali ini "Mewujudkan Islam Berkemajuan, Memajukan Ranting Pulo".
"Ini Musyran pertama di Muhammadiyah Kota Depok. Saya berharap, Pulo kembali menjadi kiblat dalam paham keagamaan berdasarkan Tarjih, menguatkan gerakan jamaah, serta ada amal usaha yang memberikan layanan kepada masyarakat secara luas," kata Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok, Ali Wartadinata dalam sambutan sebelum membuka Musyran secara resmi.
Ali Wartadinata menegaskan berkali-kali bahwa peran Ranting itu penting. Ranting ujung tombak persyarikatan yang langsung bersentuhan dengan umat. Ranting menjadi garda terdepan dakwah Muhammadiyah. Karena itu, Ranting harus benar-benar dipegang dan dijadikan sebagai pusat pengkaderan utama.
Ketua PDM ini berpesan agar Ranting Pulo memiliki AUM unggulan sebagai kekuatan distingtif, sebagaimana dahulu Ranting Pulo menjadi pusat belajar agama bagi Ranting-ranting di Depok Barat dengan kehadiran Madrasah Diniyah-nya. Diharapkan, Pulo juga menjadi penguat gerakan Muhammadiyah yang mengusung semangat Islam Berkemajuan.
Islam Berkemajuan adalah Islam yang berakidah yang sahih. Terbebas dari bidah, syirik, dan khurafat. Berkomitmen pada cita-cita "al-ruju ilal quran wa sunnah". Tidak berhenti melakukan tajdid dan ijtihad untuk menjawab tantangan zaman. Berkomitmen pada paham Islam "washatiyah" yang mengusung semangat keseimbangan sesuai dengan prinsip "ummatan washatan" yang tidak cenderung ke kiri dan ke kanan. Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah sangat memahami prinsip rahmatan lil alamin, yakni Islam yang menghadirkan rahmat, kesejukan, dan diamalkan dengan penuh kegembiraan.
Ranting Muhammadiyah Pulo telah berkiprah menegakkan dakwah amar makruf nahi mungkar dalam rentang 57 tahun. Telah dipimpin 8 (delapan) Ketua Pimpinan Ranting sejak periode pertama sampai dengan periode 2015-2022. Delapan Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pulo secara berurutan, yaitu Muhammad Mansyur (Allahuyarham), Moh. Muslim (Allahuyarham), M. Maruf, Muhasyim (Allahuyarham), Kotong Junaidi (Allahuyarham), Abdul Ghofur, Abdul Mutaqin, dan Gugut Kuntari.
Gugut Kuntari pada pidato iftitah menyatakan organisasi merupakan wadah untuk bergerak dengan rapi dan teratur. Gugut menyinggung, secara kronologis, spirit dan cikal bakal dakwah pembaharuan di Pulo sudah bertumbuh teratur pada 1956 bahkan sudah mulai menggeliat pada 1948. Gerakan ini mengkristal, lebih terarah, dan terkoordinir hingga Ranting Muhammadiyah Pulo resmi berdiri.
Dalam lintasan sejarah, Muhammadiyah Ranting Pulo telah melewati dinamika perjuangan yang penuh sedu sedan. Namun, berkat kesabaran, keyakinan, serta berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah, generasi awal Muhammadiyah terus merawat semangat dakwah mereka meskipun mendapat tekanan, baik tekanan psikis maupun tekanan fisik dari masyarakat yang belum memahami cita-cita gerakan Muhammadiyah.
Salah satu kunci keberlangsungan Muhammadiyah Pulo sampai hari ini karena ditopang oleh kebersamaan dan soliditas gerakan. Karena itu, Gugut juga menegaskan pentingnya komitmen untuk memelihara keutuhan Muhammadiyah Ranting Pulo agar tetap seiring sejalan, sebagaimana kebersamaan para pendiri awal Muhammadiyah.
Usai pidato iftitah pada acara pembukaan Musyran, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pulo memberikan cenderamata kepada generasi awal Muhammadiyah Pulo yang masih hayat mendampingi persyarikatan sampai saat ini. Mereka adalah H. Sabenih, M. Maruf, Syamain, Mawardi, dan Madyasin. Para peserta Musyran diharapkan meneladani kegigihan, melanjutkan perjuangan, dan menghormati kiprah mereka sebagai penghormatan juga kepada para generasi awal yang sudah mendahului berpulang.
Yan Panani, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok Barat menyampaikan pesan dalam kata sambutannya agar warga Muhammadiyah terus berjuang sebagai "Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta`murụna bil-ma'rụfi wa tan-hauna 'anil-mungkari wa tu`minụna billāh."
Yan Panani mengingatkan musyawirin, Ranting Muhammadiyah Pulo merupakan salah satu kiblat dari Ranting-ranting Muhammadiyah sekitar. Pulo menjadi ukuran bagaimana mengelola organisasi yang tumbuh berkat kegigihan menghadapi tantangan perjuangan yang tidak ringan sehingga menjadi motivasi ber-Muhammadiyah di belakang hari.
Yan Panani menyebut, motivasi ber-Muhammadiyah bisa karena faktor ideologis, yakni generasi yang lahir dari orang tua aktivis Muhammadiyah. Keberlangsungan Muhammadiyah bisa terjaga secara alami dari sini asalkan proses pengkaderan berjalan efektif. Mereka akan menjadi kader ideologis yang militan, ikhlas, dan amanah karena menjadikan perjuangan orang-orang tua mereka sebagai role model ber-Muhammadiyah mereka.
Faktor berikutnya faktor sosio-ideologis. Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah memiliki ruang gerak yang luas sebab umat Islam merupakan mayoritas. Umat mayoritas ini menjadi elemen kekuatan yang akan digandeng persyarikatan mau bersama-sama menegakkan dakwah amar makruf nahi mungkar. Tidak jarang, ada dari umat bukan saja bersimpati pada dakwah Muhammadiyah, melainkan tertarik dengan dakwah Muhammadiyah, lalu masuk Muhammadiyah, dan menjadi pejuang Muhammadiyah.
"Saya berharap, Musyran Muhammadiyah Pulo menghasilkan pimpinan dari kader militan, mumpuni, dan ikhlas supaya bisa membawa dakwah Muhammadiyah yang berkemajuan," pungkas Yan Panani.
Usai istirahat, shalat, dan makan siang, Musyran dilanjutkan dengan tiga agenda Sidang Pleno. Sidang Pleno 1 Pembacaan Tata Tertib Musyawarah Ranting, Sidang Pleno 2 Laporan Pertanggungjawaban Pimpinan Periode 2015-2022, dan Sidang Pleno 3 Pemilihan Anggota Pimpinan Ranting Periode 2022-2027.
Tiga Sidang Pleno berjalan lancar, guyub, dan mencerminkan watak dan kepribadian Muhammadiyah yang santun, kritis, dan mengedepankan semangat berkeadaban meskipun ada silang pendapat yang tajam.
Pada sidang Pleno ke-3, terpilih terpilih 9 (sembilan) formatur. Sembilan formatur Muhammadiyah terpilih yaitu; Wahidin,Gugut Kuntari, Abdul Mutaqin,Ginanjar,Bhakti Agustiawan,Abdul Ghofur,Nasrullah,Mochammad Yusuf, dan Badi Masturi.
Sembilan formatur Aisyiyah terpilih yaitu; Marlenawati,Hj. Nurlalela R., Lestari Puji Hartini, Uswatun Hasanah, Jakiyah, Esti Minarti, Yusrina, Mardina, dan Widi Widayati.
Musyran ke-15 ini ditutup pukul 16.15 WIB. Beberapa warga persyarikatan yang beruntung mendapat doorprize yang disediakan Panitia Musyran. (AM)