PCM Depok Barat Menggelar Kunjungan Ramadhan
Sumber: Ahmad Tamami Husein menyampaikan ceramah kunjungan pada Kamis, 14 Maret 2024 di Ranting Muhammadiyah Cipayung. Foto milik Dokumentasi PRM Cipayung.
Al-Huda.id. Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Depok Barat melanjutkan tradisi "Tourni Cabang". Dahulu, acara ini digagas para Pimpinan Muhammadiyah Depok sejak kali pertama Muhammadiyah hadir di Depok Barat pada 1961. Tiap bulan Ramadhan, KH. Muthalib Usman (1918-1999), tokoh Muhammadiyah Kukusan yang merintis Muhammadiyah di Depok setia mendampingi setiap kunjungan ke ranting-ranting saat itu.
Kamis malam ini, 5 Ramadhan 1445 H, bertepatan dengan 14 Maret 2024 M, kunjungan dimulai dari Ranting Muhammadiyah (PRM) Cipayung. Bendahara PCM, Gugut Kuntari dalam kata pengantar kunjungan mengingatkan tiap ranting untuk menyiapkan kader yang kelak akan menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna Amal Usaha Muhammadiyah.
Kader Muhammadiyah, menurut Gugut adalah kader yang mendasari perjuangan dakwah di persyarikatan dengan keikhlasan. Muhammadiyah bisa bertahan melintas zaman sejak 1912 hingga saat ini, salah satunya karena faktor keikhlasan berjuang para perintisnya. Karena itu, merawat ruh keikhlasan merupakan bagian terpenting dari upaya penguatan ideologi Muhammadiyah bagi para kader. Maka, kunjungan PCM ke ranting-ranting memang diagendakan sebagai upaya penguatan ideologi Muhammadiyah dan menyemai kader-kader baru persyarikatan.
Yan Panani, ketua PCM Depok Barat mengimbau agar seluruh unsur Pimpinan Cabang bisa hadir pada kunjungan-kunjungan berikutnya. Acara kunjungan ini merupakan agenda strategis, terutama untuk konsolidasi unsur pimpinan dalam melaksanakan program-program hasil raker PCM beberapa waktu yang lalu. Dengan konsolidasi dan komitmen yang kuat, diharapkan program pembangunan Gedung Dakwah Muhammadiyah yang menjadi keputusan raker akan segera dapat diwujudkan.
Isi ceramah kunjungan disampaikan Ahmad Tamami Husein, Anggota Korps Mubaligh Muhammadiyah dari Ranting Muhammadiyah Parungbingung. Dalam ceramahnya yang rileks dengan bahasa yang membumi, Tamami menyinggung soal ayat-ayat tentang puasa. Salah satunya terkait asbabun nuzul diizinkannya pada malam hari Ramadhan seorang suami berhubungan dengan istri.
Ayat yang serangkai dengan perintah puasa itu : "uhillat lakum laylatasshiyamirrofasu ilaa nisaaikum ..." menurut pakar tafsir Imam Ibnu Katsir yang dikutip Tamami bukan semata-mata pesan problem para sahabat yang merasa amat berat dalam konteks larangan hubungan suami istri pada bulan Ramadhan saat ayat ini turun. Pesan yang terkandung di dalamnya juga terkait anjuran melakukan hubungan di bulan Ramadhan bagi pasangan yang sulit memiliki keturunan.
Dalam konteks ini, Tamami menyinggung tentang kebanggaan Nabi Muhammad saw dengan jumlah umat beliau yang banyak pada hari kiamat. Akan tetapi, bagi umat Muhammad saw yang memiliki banyak keturunan, menurut Tamami dalam perbincangan usai ceramah, jangan sampai anak-anak mereka yang banyak itu menjadi perusak agama.
Generasi perusak agama bisa jadi karena salah asupan makan, salah asuh, dan salah didik. Maka, setiap orang tua muslim berkewajiban memberi mereka asupan makanan halal, membiasakan mereka menghadiri masjid, dan mengkader mereka menjadi generasi Islam yang tangguh sedini mungkin. Inilah pekerjaan rumah yang harus menjadi perhatian tiap orang tua muslim hari ini.
"Mau tidak mau, supaya umat Islam menjadi kebanggaan karena jumlahnya yang banyak, maka orang Islam harus siap banyak anak dan banyak istri," kata Tamami berseloroh. Hanya saja untuk poin kedua, kebanyakan orang Islam tidak siap mengambil risiko poligami, termasuk dirinya dan kader Muhammadiyah, imbuh Tamami.
Kunjungan diakhiri dengan ramah tamah PCM dengan unsur PRM Cipayung. Urusan politik, agama, dan persoalan-persoalan keumatan mengisi perbincangan lepas menyudahi acara kunjungan pertama malam ini. (AM)